Dalam buku "Kraton Jogja, The History and Cultural Heritage" terbitan resmi Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat (gambar 1), disebutkan bahwa dalam jajaran Kanjeng Kiai Ampilan Dalem terdapat suatu busur (gendhewa) lengkap beserta seperangkat anak panah dalam quiver khas Yogya.
Ampilan adalah benda-benda yang dibawa mengiringi sultan pada upacara-upacara kerajaan (gambar 2). Terdiri dari 6 pusaka yang dibawa oleh 6 abdi dalem yang sudah mengalami menopause.
Dari bentuknya, terlihat jelas bahwa busur yang dimaksud termasuk jenis busur reflexed dari jenis busur pendek (shortbow) yang berbentuk seperti huruf C ketika tidak dipasangkan talinya (gambar 3). Terlihat juga pada kedua ujungnya terdapat dua siyah, serta dua dustar yaitu lengan yang lentur, dan gagang berpenampang bulat yang dilapisi.Dalam suatu kesempatan kunjungan ke Keraton Yogya, sempat berusaha mencari informasi tentang busur ini namun sayang lokasi penyimpanan senjata pusaka tidak dibuka untuk umum dan para abdi dalam hanya memiliki informasi yang sangat minim tentang busur ini. Ada yang mengatakan busur tersebut berasal dari jaman Mataram atau setidaknya dari jaman Sultan Hamengkubuwono I (1717 - 1792 Masehi).
Jika memang benar dari jaman Sultan HB I, mungkin busur tersebut ada hubungannya dengan gambar busur dalam lambang silsilah Sultan HB I (gambar 4).Sangat menarik untuk menguak misteri busur ini, asal-usulnya, kisahnya dan hubungannya dengan tradisi panahan Keraton Yogya. Mungkin bagi yang memiliki akses terhadap busur ini bantuannya sangat ditunggu
sumber : facebook group panahan berkuda



