Terdapat beberapa kesaksian tentang peran seni memanah dalam Kesultanan Aceh Darussalam di masa lalu.
Seorang sejarawan terkenal dari Kesultanan Utsmaniyah Turki yang bernama Mustafa bin Abdullah atau dikenal dengan Katib Celebi (1609-1657) dalam Kitab-i Cihânnümâ (Beranda Dunia) mencatat bahwa, "Kaum muslimin Aceh adalah petarung yang handal dan mereka mendapat pelajaran seni berperang dari orang-orang Turki. Mereka mahir menggunakan busur dan anak panah serta mampu membuat meriam seperti yang dimiliki bangsa Turki."
Seperti diketahui bahwa di zaman Sultan Alauddin Ri'ayat Syah al-Kahar (berkuasa 1537-1571), Sultan Selim II dari Utsmaniyah pernah mengirimkan bantuan berupa personil militer dan persenjataan kepada Kesultanan Aceh dalam rangka menangkal serangan orang2 Eropa di selat Malaka.
Seorang pelancong asal Inggris bernama Peter Mundy mengunjungi Kutaraja, ibukota Kesultanan Aceh (sekarang Banda Aceh), di tahun 1637 dan ia melihat pasukan penjaga yang terdiri dari para wanita bersenjatakan busur dan anak panah.Gambar: wilayah kekuasaan Kesultanan Aceh di zaman Sultan Iskandar Muda (berkuasa 1607-1636)
sumber: facebook Irvan Pani Mappaseng