JAKARTA (21/8) - Untuk kali pertama, sejak kejuaraan dunia panahan berkuda digelar oleh World Horseback Archery Federation (WHAF) dan UNESCO di Korea Selatan, Indonesia berkesempatan mengirim enam pemanah berkuda KPBI, pada kejuaran dunia yang ke-15 tahun 2019 ini.
Turnamen “The 15th World Horseback Archery Campionship & Chungju World Martiap Arts Masterships” di Sokcho, Korea Selatan yang akan digelar pada 28 Agustus - 1 September 2019 ini, diikuti para pemanah berkuda dari 26 negara.
Ketua Umum Perkumpulan Olahraga Panahan Berkuda Indonesia (KPBI), Alda Amtha mengatakan, usaha KPBI untuk ikut dalam kejuaraan dunia Horseback Archery ini sudah dicoba tiga kali, namun baru tahun ini bisa masuk sebagai peserta.
“Kami sudah sejak 2017 mendaftar di WHAF dan diterima baik oleh mereka. Juga dikeluarkan surat rekomendasi dan sebagainya, tapi pada 2017 dan 2018 usaha kami terhenti saat pengurusan visa. Alhamdulillah tahun ini dari enam pemanah berkuda yang didaftarkan KPBI lolos semua dan bisa ikut bertanding di Sokcho, Korea Selatan”, terang Alda bersyukur.
Lebih lanjut Alda menjelaskan, kesempatan lolos ke Korea Selatan ini tak lepas dari dukungan Pemerintah Indonesia melalaui Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Sebab KPBI sebagai organisasi riset dan pengembangan seni panahan tradisional berada di bawah binaan Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan.
“Panahan tradisional dan panahan berkuda ini kan masuknya ranah budaya dan tradisi, tidak sebagaimana olahraga Olimpiade, sehingga hubungannya dengan pemerintahan yang menaungi bidang kebudayaan. Di negara-negara lain juga demikian, itu kenapa seperti event WHAF di Korea misalnya didukung oleh UNESCO”, kata Alda yang pernah mewakili KPBI dalam konferensi World Etnospor di Istanbul Turki yang diikuti 60 negara. Etnospor sebuah wadah organisasi yang menaungi olahraga-olahraga dan seni ketangkasan tardisional.
Sementara itu, Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, memberi dukungan pada KPBI yang mewakili Indonesia dalam kejuaraan dunia Horseback Archery di Korea Selatan. Pemerintah berharap Indonesia bisa memberikan yang terbaik dan KPBI bisa jadi duta budaya yang bisa menjelaskan potensi budaya dan pariwisata di Indonesia kepada para peserta dari berbagai negara pada turnamen itu.
“Dalam banyak kesempatan KPBI sudah sering secara mandiri melakukan diplomasi budaya dengan ikut berbagai turnamen tradisional di Asia dan Eropa. Ini kegiatan positif yang harus didukung dan apresiasi. Mereka dimana-mana tampil dengan mengenakan busana tradisional sehingga citra budaya dan nilai-nilai keberagaman Indonesia tersampaikan dengan baik. Saya berdoa Indonesia bisa tampil terbaik pada kejuaraan panahan berkuda kali ini”, pesan Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya, Dr. H Nadjamuddin Ramly, M.Si.
Adapun para pemanah berkuda KPBI yang mewakili Indonesia berasal dari KPBI Cabang Jakarta, KPBI Joglo dan KPBI Sumatera Barat. Mereka: Alan Pratama, Kharizma Zaky, Najib Hardika, Agustanil Arifin, Bambang Minarno dan Muhammad Yahya Ayyash. Delegasi dipimpin Ketua Pengawas KPBI, Irvan Setiawan Mappaseng didampingi Sekjen KPBI, Sunaryo Adhiatmoko.
Sebelum menuju lokasi pertandingan di Sokcho, delegasi Indonesia akan diterima oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), di Seoul, Korea Selatan.
MIND - HEART - WISDOM