Liga Bulkiyo Dihelat di Payakumbuh, Begini Keunikannya

Padang, Prokabar – Liga panahan berkuda atau Horseback Archery yang diberi nama Liga Bulkiyo, akan menjadi kejuaraan panahan berkuda tingkat nasional dan internasional secara resmi di Indonesia yang akan digelar di lapangan pacuan kuda Kubu Gadang, Payakumbuh, Sumatera Barat, (28-29/9).

Pelaksana Liga ini Perkumpulan Olahraga Panahan Berkuda Indonesia atau yang akrab disebut KPBI, dibawah supervisi organisasi panahan berkuda dunia World Horseback Archery Federation (WHAF). WHAF adalah organisasi dunia yang menaungi olah raga tradisional Panahan Berkuda atau Horseback Archery di bawah badan dunia UNESCO, yang didirikan pada 10 Oktober 2004 di Korea Selatan.

Indonesia secara resmi menjadi anggota WHAF pada 28 Agustus 2019 yang diwakili oleh KPBI. Sehingga menjadi keharusan bagi Indonesia, mengadakan liga panahan berkuda tradisional ini untuk melahirkan para pemanah berkuda yang mumpuni untuk bisa ikut dalam kejuaraan dunia maupun nasional.

Panahan berkuda atau Horseback Archery merupakan jenis olahraga tradisional yang tidak masuk ke dalam kategori olahraga olimpiade. Melainkan aktivitas pelestarian kebudayaan dan tradisi ketangkasan dan kemahiran memanah di atas kuda, berdasarkan literatur dan sejarah masa lalu. Di berbagai negara lebih dikenal sebagai ethnosport.

Sebagai kegiatan budaya dan ketangkasan, KPBI sebagai organisasi yang mengembangkannya, berada dibawah binaan Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Sumatra Barat jadi Tuan Rumah

Liga Bulkiyo 2019, secara resmi akan dikukuhkan oleh Presiden WHAF, Grand Master King Youngsup dari Korea Selatan dan diresmikan oleh Gubernur Sumatra Barat, Irwan Prayitno.

"Ini sangat menarik. Saya akan datang lebih awal sebelum seremonial untuk melihat pertandingan para pemanah berkuda beraksi di lapangan," kata Irwan Prayitno saat menemui panitia Liga Bulkiyo di rumah dinas gubernur, Jumat (13/9).

Pemerintah kota Payakumbuh, sebagai tuan rumah, telah memfasilitasi lokasi lapangan pacuan kuda Kubu Gadang untuk digunakan sebagai arena pertandingan yang akan diikuti peserta dari 14 provinsi dan 4 negara.

Walikota Payakumbuh, Riza Falepi, mendukung event budaya dan tradisi panahan berkuda ini, sebagai event baru yang bisa menghibur masyarakat sekaligus ajang mencari prestasi di kejuaraan panahan berkuda tradisional tingkat nasional maupun dunia.

"Kita dukung Liga Bulkiyo ini sebagai pentas budaya dan atraksi ketangkasan yang menghibur masyarakat," terang Wali Kota Payakumbuh dalam pertemuan dengan perwakilan panitia Liga Bulkiyo, pekan lalu.

Sementara itu, Ketua PORDASI Payakumbuh, yang juga Wakil Walikota Payakumbuh, Erwin Yunaz, mempersilakan dan memfasilitasi lapangan kuda Kubu Gadang sebagai lokasi rutin yang bisa dipakai untuk Liga Bulkiyo.

"Kita bisa agendakan Liga Bulkiyo ini sebagai event tahunan saja di Payakumbuh. Tahun 2020 jika KPBI akan menggelar kejuaraan dunia dengan 25 negara kita siap jadi tuan rumah," terang Erwin Yunaz dalam pertemuan dengan Sekjen KPBI, Sunaryo Adhiatmoko di Kantor Walikota Payakumbuh, Kamis (12/9).

KPBI Untuk Indonesia

Ketua Umum KPBI, Alda F Amtha, mengungkapkan rasa syukurnya, mendapat dukungan antusias dari pemerintah pusat melalui Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, maupun Pemerintah Daerah Sumatera Barat untuk pelaksanaan Liga Bulkiyo yang sudah diagendakan lama itu.

"KPBI sebagai organisasi riset dan pengembangan seni panahan tradisional dan panahan berkuda, bersifat mandiri dan partisipatif. Jadi event-event besar KPBI terlaksana secara swadaya dan kontributif para anggota tidak membebani pihak lain," terang Alda F Amtha.

"Maka saat pemerintah mendukung dengan memfasilitasi kemudahan seperti ijin, fasilitas lapangan, keamanan, dan kehadiran, itu sudah dukungan yang sangat besar," kata Alda sembari menjelaskan bahwa saat KPBI ikut dalam kejuaraan dunia di Asia dan Eropa pun, semua atas biaya sendiri. Tapi pihak pemerintah melalui kedutaan besarnya, selalu mendukung dengan datang langsung ke lokasi pertandingan maupun menjamu di KBRI.

"Cara kami mencintai Indonesia dengan menjadi duta budaya melalaui panahan tradisional dan panahan berkuda. Kami bisa sampaikan ke berbagai negara peserta tentang keragaman budaya, suku, bahasa juga busana dan nilai-nilai luhur bangsa ini. Kami dialog dan diskusi tentang Indonesia dan mereka merespon dengan rasa hormat," tandas Alda F Amtha.(rls)

sumber: Prokabar

20190917-00



 

Support